FILOSOFI ALON-ALON WATON KELAKON

Banyak sudah yang membahas makna dari filosofi ini, namun makna tersebut sering kurang memuaskan. Alon-alon waton kelakon kadang juga ditulis atau diucapkan dengan alon-alon asal kelakon sering disalah artikan dan kerap dijadikan ejekan bagi orang Jawa. Ejekan itu bahkan dilontarkan oleh orang Jawa sendiri sebagai otokritik.

Alon-alon dimaknai harus berjalan pelan, seenaknya. Pahahal dari kata tersebut justru tidak mengandung arti harus pelan-pelan. Pelan-pelan sendiri lebih dekat dengan filosofi nguler kambang yang berarti satitahe dan maknanya sebenarnya juga bukan alon-alon tetapi mengikuti takdir.

Alon-alon di dalam kalimat alon-alon waton kelakon harus dimaknai dengan membaca seluruh kata yang ada. Bila dibaca seluruhnya maka alon-alon disana artinya tidak usah terburu-buru atau tidak usah kepingin cepat sampai. Makna  dari kata tersebut menurut manajemen modern sama dengan tidak mementingkan efisiensi. 

Kata selanjutnya menunjukkan alasannya mengapa tidak perlu harus efisien. Karena yang penting kelakon. Asal kelakon atau waton kelakon berarti mementingkan pencapaian atau  dalam bahasa manajemen modern adalah mementingkan efektifitas.

Nah kalau dibaca keseluruhan alon-alon waton kelakon adalah mementingkan efektifitas daripada efisiensi. Ini adalah prinsip manajemen perilaku yang maknanya juga diakui sampai kapanpun dan jaman apapun. Mana ada orang yang mau melakukan sebaliknya. Efisien tetapi tidak tercapai tujuannya? Manajemen apapun pasti akan mementingkan pencapaian tujuan meskipun kurang efisien dalam metode pelaksanaannya. Nah silahkan rasakan betul makna itu terutama orang Jawa yang sampai kini belum paham.

= Tresno Amor 2011 =